Meningkatkan pendapatan omset dari bisnis kos anda apakah bisa?  ya jumlah kamar tetap. namun tetap saja diperlukan modal tambahan Meskipun tidak terlalu banyak seperti halnya modal yang diperlukan untuk menambah jumlah kamar. 
 

Kita ambil sampel wilayah Surabaya.  Ya di wilayah Keputih atau Gebang di sekitar kampus ITS harga kos-kosan standar berkisar antara Rp 400 ribu sampai dengan Rp. 600 ribu.  Ini merupakan kos-kosan standar yang tidak ada fasilitas apa-apa di dalamnya kecuali 1 kasur dan 1 almari. Bahkan untuk kos-kosan tertentu tidak ada fasilitasnya sama sekali. 

 Naik Kelas Bisnis Kost anda, Mengapa tidak ?
 Naik Kelas Bisnis Kost anda, Mengapa tidak ?
 
 

Sedangkan kita tahu untuk kos-kosan premium wilayah Sukolilo ini harganya bisa mencapai Rp. 2 juta sampai Rp. 3 juta perbulan.  Tergantung sesuai dengan fasilitasnya. Harga segitu biasanya fasilitasnya adalah berupa: AC, WiFi, TV kabel, dan laundry.   Ada beberapa kos-kosan ada tambahan fasilitas yakni nasi untuk makan siang.
 
Tentu saja satu fasilitas yang harus ada untuk kos-kosan premium adalah kebersihan.  Jadi pemilik kos harus menyediakan pegawai untuk membersihkan kos-kosannya secara berkala. Bisa tiap hari atau 2 hari sekali. yang penting kos-kosan tersebut harus tetap senantiasa kelihatan bersih. 

Mari kita mencoba studi kasus dengan menganggap bahwa kita memiliki 10 kamar kos kosan.  Jika kita ngikut keumuman kos-kosan di wilayah Keputih dan Gebang Sukolilo dimana per kamar biayanya adalah Rp. 500.000, maka jika kamar full dalam sebulan kita akan mendapatkan kan pendapatan kotor Rp500.000 kali 10 kamar, dan didapatkan lah Rp. 5.000.000. 
 
Ini adalah pendapatan kotor. Pendapatan ini harus dikurangi dengan gaji pegawai, listrik, dan air. Bila ada WIFI an tentu saja ada biaya WiFi. Kalau untuk kebersihan kita kerjakan sendiri maka tidak ada biaya pegawai. Namun untuk akuntabilitas perhitungan keuangan harus tetap ada dianggarkan biaya untuk pegawai meskipun kemudian dibayarkan untuk diri kita sendiri.  ini penting dalam rangka mengetahui perhitungan keuangan di Riil di lapangan.

Jika biaya pegawai  per bulan adalah katakanlah sebesar Rp. 800 ribu, kemudian biaya air katakanlah Rp. 100 ribu, biaya listrik adalah Rp. 500 ribu, maka didapatkan total biaya operasional selama 1 bulan adalah sebesar Rp. 1,4 juta.  Biaya ini dibuat untuk mengurangi pendapatan selama satu bulan yang Rp. 5 juta di atas tadi. Sehingga dari sini didapatkan angka Rp. 5 juta dikurangi Rp 1,4 juta, maka didapatkanlah angka sebesar Rp. 3,5 juta. Ini adalah pendapatan bersih dengan asumsi kamar yang terisi adalah penuh. Tentu beda lagi jika kamar tidak penuh.

 
hitung-hitungan investasi harus detilhitung-hitungan investasi harus rinci
 

 
Nah dari sini ini kita ditantang untuk bisa meningkatkan pendapatan usaha kos yang Rp 3,5 juta perbulan ini menjadi di angka dua kali lipatnya atau bahkan lebih. Apakah bisa sementara jumlah kamar tidak ditambah.

Jawabannya insya Allah bisa yakni dengan meningkatkan fasilitas.  Sehingga dengan peningkatan fasilitas, kelas kos-kosan Anda akan naik ke level premium.  Dengan naik level premium tentu saja harga sewanya juga akan naik. Bisa naik ke level harga dua juta perbulan atau bahkan lebih. 

Namun untuk  meng-upgrade harga tidak bisa sekonyong-konyong.  Ada strategi khusus yang bisa diambil agar tidak terjadi resistensi.  Selain tentu saja disesuaikan dengan wilayah dimana kos-kosan kita berada.  Perlu dipikirkan masak-masak untuk naik level ke kos-kosan premium jika di lokasi kita berada kebanyakannya adalah kos-kosan umum untuk mahasiswa.  Riset pasar meskipun dengan survei kecil-kecilan tetap diperlukan agar jitu dalam mengambil langkah-langkah dalam berinvestasi.

Jika 1 kamar bisa ditingkatkan menjadi Rp. 2 juta seperti yang saya sebutkan diatas, maka untuk 10 kamar pendapatan kotor nya menjadi Rp. 2 juta dikalikan dengan 10  yakni menjadi sebesar Rp. 20 juta. Kalau terisi yang yang 8 kamar maka menjadi Rp. 16 juta. Disini baiklah kita asumsikan yang berisi 8 kamar saja.

Omset diatas masih merupakan omset kotor.  Jika biaya listrik karena ada AC dibutuhkan biaya Rp. 300 ribu per kamar perbulannya maka untuk 8 kamar dibutuhkan Rp. 300 ribu dikali 8 =  Rp. 2,4 juta. Kemudian untuk pegawai sebesar Rp. 800 ribu, dan operasional lain-lain sebesar Rp 1 juta, maka biaya operasionalnya adalah didapatkan dari menjumlahkan seluruh biaya operasional.  Di sini didapatkan sebesar Rp. 4,2 juta. Keuntungan bersihnya adalah dengan mengurangkan Rp.16 juta dengan Rp. 4,2 juta.  Sehingga didapatkan keuntungan bersihnya adalah sebesar  Rp. 11,8 juta

Jadi dari sini ini kalau di dibandingkan dengan omset sebelumnya keuntungan bersih yang hanya Rp. 3,5 juta,  meningkat menjadi 3 kali lipatnya.  Cukup lumayan signifikan.

Berapa investasi yang diperlukan untuk mencapai level sebesar Rp. 16 juta perbulan tersebut.  Kita harus menyediakan uang untuk membeli 10 AC, 10 TV, dan beberapa perangkat pendukung lain seperti gorden, selimut yang lebih bagus, dan seperangkat springbed.  jika 1 AC harganya Rp. 3,5 juta, maka 10 AC totalnya adalah 35 juta rupiah.  

Jika perangkat springbed per buah seharga 5 juta, untuk 10 buah maka diperlukan dana 50 juta. Jika satu TV dihargai 1 juta, maka untuk 10 kamar diperlukan Rp 10 juta.

Jadi total modal keperluan untuk bisnis ini setidaknya ada dana investasi sebesar Rp. 100 juta insyaAllah sudah jalan. Dengan omset pendapatan yang sudah kita hitung di atas yang mencapai 11-12 juta bersih per bulan, maka investasi sebesar Rp 100 juta insyaAllah akan balik modal dalam 10 bulan s/d 1 tahun.
 
Saya kira cukup worthed. Dan ke depannya setelah impas bisa menikmati pasif income antara 10-15 juta/ bulan. Lumayan. 
 
Ada satu variabel penting dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha kos-kosan, yakni penggunaan software. Tentu maknanya adalah software yang bagus dan integrated. Untuk mengenal lebih dalam penggunaan software, jangan sungkan untuk Whatsapp ke kontak berikut :